Ryan Arifani’s Blog

January 13, 2009

MENGAPA SITUS B2C MEMBUTUHKAN PENDEKATAN PERMISSION MARKETING?

Filed under: Uncategorized — ryanarifani @ 7:17 am

 

Sebelum membahas lebih jauh tentang mengapa permission marketing approach dibutuhkan oleh situs B2C, ada baiknya jika kita mengenal tentang istilah permission marketing terlebih dahulu.

Istilah Permission Marketing pertama kali diperkenalkan oleh Seth Godin, seorang mantan Vice President Marketing dari Yahoo melalui bukunya yang berjudul Permission Marketing (Godin, 1999). Ada dua jenis permission marketing, yaitu :

    Opt-out, dimana setiap anggota yang sudah teregistrasi pada sebuah situs harus menyetujui untuk menerima semua informasi maketing yang dikirimkan.

    Opt-in, merupakan sebuah pendekatan permission marketing yang akan menghasilkan receptive audience lebih banyak walaupun daftar pelanggan akan menjadi lebih kecil. Hal ini memacu perusahaan untuk lebih sering melakukan implicit permission marketing pada situs mereka.

Dalam dunia teknologi seperti sekarang ini, dalam kurun waktu satu hari setiap orang bisa menerima puluhan bahkan ratusan informasi seputar kegiatan marketing, baik melalui media televisi, media cetak, maupun media internet. Jika ditinjau dari sudut pandang perusahaan, tentu hal ini akan dirasa cenderung tidak efektif karena besar peluang bahwa informasi marketing tersebut tidak sampai kepada target konsumen yang tepat. Sementara itu, dari pihak konsumen pun akan cenderung kurang “aware” terhadap informasi marketing tersebut karena informasi yang mereka peroleh tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.

Masalah-masalah tersebut tentu saja harus diatasi. Maka dari itu, situs B2C memanfaatkan permission marketing untuk dapat menghindari masalah tersebut. Melalui permission marketing, target konsumen dapat secara proaktif menerima semua komunikasi marketing. Hal ini tentu saja dapat memperkecil ruang lingkup konsumen, namun disisi lain juga dapat meningkatkan response rate dari konsumen.

Dalam sebuah situs B2C, permission marketing dibutuhkan agar calon konsumen tidak menolak informasi marketing yang akan diberikan. Setelah calon konsumen setuju dengan informasi marketing yang diberikan, maka selanjutnya pihak perusahaan akan memberikan penawaran-penawaran kepada konsumen yang spesifik (konsumen yang tertarik dengan penawaran tersebut).

Dengan adanya pengaplikasian permission marketing, perusahaan dapat menghemat biaya karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk mengiklankan produk. Hal ini disebabkan karena perusahaan telah mendapatkan konsumen yang spesifik, yang memang membutuhkan produk perusahaan dengan cara permission marketing. Selain itu manfaat lain yang dapat diperoleh oleh perusahaan dengan permission marketing ini adalah tingkat response yang tinggi terhadap future email campaigns dan brand image perusahaan itu sendiri. Sedangkan dari sisi konsumen, mereka juga diuntungkan karena permission marketing dapat membantu konsumen untuk memenuhi keinginan/kebutuhan mereka.

Oleh karena itu, jika sebuah situs B2C ingin meraih konsumennya, maka akan lebih baik untuk mereka jika menggunakan permission marketing. Kebanyakan konsumen tidak akan peduli apabila sebuah perusahaan menawarkan sebuah produk yang tidak dibutuhkan/diinginkan oleh konsumen secara terus menerus. Maka dari itu, akan lebih baik jika perusahaan mencari informasi terlebih dahulu tentang kebutuhan/keinginan konsumen.

 

Written by : Ryan Arifani T. / 0600619991

BiNus Business School, Young Professional Program – MA 1

E-Business Strategy 

 

January 5, 2009

PENGAPLIKASIAN INTERNET UNTUK SEKTOR INDUSTRI PERHIASAN MUTIARA

Filed under: Uncategorized — ryanarifani @ 7:40 pm

 

Indonesia merupakan negara yang terkenal akan perhiasan mutiaranya. Bahkan dengan koleksi lengkap mutiara yang tersebar di seluruh pelosok wilayah nusantara, berhasil membawa Indonesia tercatat sebagai produsen mutiara air laut (south sea pearl) terbesar di dunia (terutama di wilayah Lombok). Mutiara adalah perhiasan yang dikenal paling tua, dan untuk beberapa abad harganya juga merupakan yang paling mahal. Mutiara juga merupakan satu-satunya perhiasan terkenal yang tidak tersusun dari mineral, melainkan dari materi organik yang terbentuk secara alami. Tidak heran bila sampai sekarang mutiara tetap menjadi bagian penting dari budaya perhiasan wanita, mulai dari mutiara laut yang bernilai ratusan juta hingga mutiara jenis fresh water pearl yang harganya tergolong murah.

 

PAST

Pada masa sebelum penggunaan internet diaplikasikan dalam sektor industri penjualan mutiara, semua konsumen yang ingin membeli mutiara harus datang langsung ke toko yang menjual mutiara tersebut. Pada umumnya, dilihat dari faktor psikologis masyarakat, pelanggan kerapkali tidak dapat meyakini keakuratan produk yang dibelinya jika mereka tidak ”memegang” produk tersebut secara langsung. Apalagi untuk produk yang memiliki harga jual tinggi seperti mutiara ini, para konsumen akan cenderung untuk datang dan memeriksa secara langsung produk mutiara yang akan mereka beli. Biasanya para konsumen mutiara tersebut akan memeriksa keaslian mutiara dengan cara yang konvensional, yang telah diyakini selama turun temurun, seperti menimbang berat mutiara tersebut (berdasarkan informasi yang saya dapat, mutiara yang asli akan terasa berat sedangkan mutiara palsu akan terasa ringan), mutiara asli tidak akan meleleh jika dibakar (sedangkan mutiara palsu akan meleleh jika dibakar), dan mutiara asli akan terasa berpasir jika digigit (sedangkan mutiara palsu akan terasa licin jika digigit). Cara-cara tersebut adalah beberapa cara yang lazim digunakan oleh konsumen yang ingin membeli mutiara secara direct (datang langsung ke toko dan ”memegang” langsung produk mutiara yang akan dibeli).

 

PRESENT

Kemajuan teknologi internet saat ini semakin memberikan kemudahan bagi kita. Berbagai pelayanan ditawarkan dan dengan mudah dapat kita nikmati. Salah satu kemudahan yang dapat kita manfaatkan adalah dengan melakukan pembelian secara online. Dengan adanya akses internet, maka saat ini semua orang dapat berbelanja online atau yang dikenal dengan istilah e-commerce. Ratusan bahkan ribuan toko online dengan berbagai macam barang telah siap memanjakan para customernya baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri. Sama halnya dengan industri perhiasan mutiara. Rupanya belakangan ini (currently…) sudah banyak penjual perhiasan mutiara yang telah memanfaatkan fasilitas internet sebagai media aktivitas penjualan mereka. Namun demikian, tentu saja target pasar yang dibidik oleh produsen/penjual mutiara online tersebut agak berbeda dari target pasar yang dibidik oleh produen/penjual mutiara tradisional. Setidaknya target pasar yang dibidik oleh produsen/penjual mutiara online adalah masyarakat yang telah memiliki pengetahuan cukup seputar dunia internet dan telah fasih dalam menggunakan fasilitas-fasilitas internet.

 

Bagi masyarakat yang sudah ”berani dan bersedia” untuk membeli produk perhiasan mutiara secara online, biasanya ada beberapa langkah yang umum mereka lakukan dalam menjalani transaksi tersebut. Pertama adalah customer dapat mengunjungi situs-situs yang menjual produk-produk mutiara, baik itu situs lokal seperti www.menjadicantik.com maupun situs lokal seperti www.bluenile.com, yang walaupun bukan merupakan spesialisasi di bidang mutiara namun juga menyediakan beberapa pilihan produk yang terbuat dari bahan mutiara. Setelah mengunjungi situs yang bersangkutan, maka para customer dapat melihat macam-macam produk yang ditawarkan (biasanya ditampilkan dalam bentuk foto) berikut spesifikasi dari produk tersebut seperti : jenis mutiara, pilihan warna, ukuran, dan harga. Bahkan ada juga beberapa situs yang memberikan fasilitas agar customernya juga dapat melakukan customization yang sesuai dengan keinginan mereka. Setelah proses pemilihan produk selesai dilakukan, maka selanjutnya customer akan diarahkan untuk menuju kepada form pemesanan. Pada form pemesanan umumnya customer diminta untuk mengisi data-data yang dibutuhkan dan dilanjutkan dengan proses pembayaran. Biasanya proses pembayaran dilakukan dengan cara transfer ke rekening penjual yang telah ditentukan sebelumnya, dan setelah itu customer dapat mengkonfirmasikannya kepada pihak penjual. Untuk memastikan bahwa produk mutiara yang akan dijual itu benar-benar merupakan produk asli, biasanya penjual akan menyertakan bukti sertifikat keaslian mutiara tersebut kepada si pembeli. Dan selanjutnya jika proses pemesanan dan pembayaran telah selesai dilakukan, maka pembeli hanya tinggal menunggu mutiara pesanannya tiba sesuai dengan jadwal yang telah disepakati sebelumnya.

 

FUTURE

Untuk kedepannya, tidak terlalu jauh berbeda dengan sekarang, sebenarnya jika saya menempatkan diri sebagai customer dari bisnis online (dalam hal ini bisnis jual beli mutiara), saya mengharapkan bahwa pihak pembeli dapat mengadakan transaksi yang ”jujur”. Dengan kata lain, customer dapat diberikan sebuah jaminan yang benar-benar terpercaya bahwa kualitas produk dan layanan yang diberikan oleh penjual online tersebut memang sesuai dengan apa yang telah diungkapkan oleh mereka. Selain mempertahankan kejujuran dan integritas diri, para penjual mutiara secara online tersebut juga dapat memberikan edukasi secara perlahan tetapi pasti kepada setiap customernya, sehingga mereka dapat menjangkau semua target pasar yang telah ditentukan sebelumnya.

 

Selain memberikan jaminan yang baik akan keaslian produk mutiara yang dijual, akan lebih baik jika pihak penjual mutiara online tersebut juga dapat memberikan edukasi seputar mutiara kepada customernya, karena tidak semua customer yang membeli mutiara benar-benar memahami tentang mutiara. Edukasi tersebut dapat diberikan misalnya melalui petunjuk atau informasi yang dicantumkan pada website, maupun memberikan sarana untuk menampung pertanyaan-pertanyaan customer seputar mutiara dan memberikan jawaban yang dapat memenuhi kebutuhan customer. Dapat juga ditambah dengan memaksimalkan sarana customization, sehingga customer yang akan membeli produk mutiara dapat merasa puas dengan produk yang dibelinya karena telah benar-benar sesuai dengan keinginannya.

 

Written by : Ryan Arifani T. / 0600619991

BiNus Business School, Young Professional Program – MA 1

E-Business Strategy

December 15, 2008

PERAN E-PROCUREMENT DALAM PENGHEMATAN BIAYA DAN PENINGKATAN KEUNTUNGAN

Filed under: Uncategorized — ryanarifani @ 7:18 pm

 

E-procurement merupakan proses aktivitas pembelian busniness to business (B2B), business to consumer (B2C), dan business to government (B2G), serta penjualan barang dan jasa yang menggunakan fasilitas internet maupun sistem informasi dan jaringan-jaringan lainnya, seperti Electronic Data Interchange (EDI) dan Enterprise Resource Planning (ERP). Terkadang e-procurement juga dikenal dengan istilah supplier exchange.

 

Secara khusus, website-website e-procurement dapat memungkinkan pengguna yang telah terdaftar dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang diberlakukan untuk mencari pembeli atau penjual barang dan jasa. Semua itu tergantung pada pendekatan yang digunakan, dimana para pembeli dan penjual dapat menentukan harga atau mencari penawaran-penawaran. Proses pembelian yang sedang berlangsung dapat memenuhi permintaan pelanggan untuk memberikan potongan harga atau mengadakan penawaran khusus.

 

Software e-procurement memungkinkan terjadinya otomatisasi untuk beberapa proses pembelian dan penjualan. Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi dalam e-procurement ini berharap agar mereka dapat mengendalikan inventori dengan lebih efektif, mengurangi biaya pembelian dengan menggunakan agen, dan dapat meningkatkan siklus manufaktur. Dengan adanya e-procurement diharapkan dapat dilakukan integrasi dengan trend Supply Chain Management yang telah terkomputerisasi.

 

Manfaat E-Procurement

 

         Efisiensi waktu, dimana dengan adanya e-procurement maka waktu yang dibutuhkan dalam proses pengadaan produk atau jasa dapat diminimalkan, sehingga paket-paket proyek dapat berjalan dengan lebih tepat waktu. Selain itu layanan public juga dapat terjaga dan dapat memberikan respon yang lebih cepat terhadap setiap pertanyaan dan klarifikasi yang ada. Selain itu, e-procurement juga dapat menunjang sistem Just In Time (JIT) dalam memenuhi kebutuhan material, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh efisiensi biaya dalam management material.

         Pengurangan biaya administrasi, dimana penerapan e-procurement dapat mengotomatisasi banyak proses administrasi di dalam kegiatan pembelian, sehingga proses tersebut tidak membutuhkan pencatatan di kertas (paperless process).

         Mengurangi kegiatan interaksi antar manusia (face to face), dimana e-procurement memungkinkan untuk mengurangi jumlah individu yang terlibat dalam proses penerimaan, pencatatan, maupun proses pendistribusian persyaratan administrasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

         Kontrol manajemen yang lebih baik, dimana karena semua data pengadaan diproses dengan menggunakan sebuah database yang terpusat, dan selanjutnya secara otomatis diintegrasikan ke dalam Financial Management Information System (FMIS), maka e-procurement akan memungkinkan untuk dilakukannya analisis yang relevan dan menghasilkan laporan manajemen yang dapat dengan mudah diproduksi. Oleh karena itu, pengaplikasian e-procurement dapat meningkatkan transparansi dalam pengadaan produk dan jasa, serta juga dapat mencegah timbulnya KKN karena masyarakat juga dapat mengawasi pekerjaan berkat adanya spesifikasi teknis dari pekerjaan yang dapat di-download melalui situs.

         User compliance, dimana penggunaan e-procurement dapat memaksimalkan kesesuaian terhadap kebutuhan, dan menjamin bahwa setiap orang hanya membeli dari supplier yang telah disetujui. Hal ini merupakan hal terpenting untuk bagian pembelian. Ada dua manfaat yang dapat diperoleh dari user compliance ini, yaitu mendapatkan nilai terbaik dari persetujuan-persetujuan dengan yang telah dipilih oleh perusahaan, dan perusahaan-perusahaan juga dapat meningkatkan kualitas persetujuan-persetujuan yang jauh lebih baik dengan para suppliernya.

         Mengurangi tingkat kesalahan, dimana e-procurement dapat meminimalkan kecenderungan terjadinya kesalahan pengguna dalam proses pengadaan, karena pesanan-pesanan dibuat dengan memilih item-item yang terdapat di catalog sistem. Transaksi elektronik disampaikan antara dewan FMIS, e-marketplace, dan sistem supplier tidak membutuhkan campur tangan manusia. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan peluang pesanan didefinisikan secara tidak tepat, harga-harga tidak tepat, atau item-item yang terdapat di ktalog telah usang dan sudah tidak diproduksi lagi ketika waktu pemesanan diterima.

 

Sebagai contoh, kita dapat meninjau pengimplementasian e-procurement pada PT. Pertamina. E-Procurement Pertamina dilakukan sesuai dengan tuntutan transformasi dalam sistem pengadaan barang dan jasa. Implementasi e-procurement di Pertamina ini sejalan dengan keinginan untuk melaksanakan kegiatan secara Good Corporate Governance (GCG). Dengan adanya sistem e-procurement di Pertamina, maka siapapun, dimanapun, dan kapanpun setiap client Pertamina dapat mengaksesnya meskipun vendor yang telah mendaftarkan perusahaannya di Pertamina sedang berada di luar Pulau Jawa.

 

Dengan keberadaan sistem e-procurement, maka cakupan sistem pengadaan barang dan jasa di Pertamina menjadi jauh lebih luas jika dibandingkan dengan sistem manual yang dijalankan selama ini. Hal ini juga sesuai dengan wilayah operasional perusahaan yang menjangkau hampir seluruh wilayah di Indonesia.

 

Pengimplementasian e-procurement di Pertamina sudah cukup bagus dan dapat diakomodir dengan baik oleh supplier dan mitra kerja Pertamina. Dengan adanya sistem e-procurement ini maka kemudahan dan efisiensi waktu dapat dicapai. Misalnya untuk proses yang umumnya harus memakan waktu selama beberapa hari dapat diselesaikan hanya dalam beberapa jam saja. Hal ini disebabkan oleh karena adanya beberapa tahapan yang tidak membutuhkan kehadiran vendor secara langsung (face to face). Vendor yang bersangkutan cukup hanya dengan meng-apply melalui internet saja.

 

Saat ini perkembangan teknologi telah berlangsung dengan sangat cepat dan pesat. Keberadaan internet menjadi salah satu media yang efektif dari segi biaya dan dapat digunakan untuk melakukan transaksi bisnis online. Semakin banyak perusahaan yang mengaplikasikan media ini dalam aktivitas pengadaan barang untuk kegiatan bisnis mereka, yaitu e-procurement yang berbasis e-commerce.

 

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan e-procurement pada suatu perusahaan memang benar-benar dapat memberi keuntungan dalam segi penghematan biaya, sehingga akhirnya dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya.

 

 

Written by : Ryan Arifani T. / 0600619991

BiNus Business School, Young Professional Program – MA 1

E-Business Strategy

December 8, 2008

ENAM KUNCI STRATEGIS KEPUTUSAN E-BUSINESS PT. GARUDA INDONESIA

Filed under: Uncategorized — ryanarifani @ 6:09 pm

 

Prioritas channel e-business dari PT. Garuda Indonesia adalah sell-side downstream channel, dimana prioritas channel ini bertujuan untuk memperoleh revenue dari pasar geografis yang baru dan memastikan penyimpanan kunci account customer. Strategi yang digunakan oleh pihak Garuda Indonesia untuk dapat mencapai tujuannya antara lain adalah dengan menggunakan fasilitas e-commerce untuk produk-produk standard, membangun sistem e-procurement, membangun kolaborasi dan project management tools, serta menciptakan partner extranet yang bertujuan untuk paperless support.

 

 Tahap kedua adalah menentukan bagaimana pihak Garuda Indonesia harus me-restruktur atau mengubah kemampuannya dalam tujuannya untuk mencapai sekumpulan prioritas untuk e-business. Untuk mencapai tujuannya, PT. Garuda Indonesia melakukan beberapa pendekatan mulai dari proses integrasi sampai dengan proses pemisahan (separation), yang diantaranya berupa in-house division, joint venture, strategic partnership, dan spin-off. Keuntungan yang diberikan oleh Garuda Indonesia sehubungan dengan pendekatan integrasi yang dilakukannya antara lain adalah kemampuan untuk men-share informasi dan pencapaian efisiensi ekonomi.

 

Model bisnis, layanan, dan revenue yang digunakan oleh Garuda Indonesia adalah Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Consumer (B2C), dimana dalam setiap model bisnis yang digunakan oleh Garuda Indonesia selalu diupayakan inovasi-inovasi dalam setiap layanannya untuk meningkatkan kualitas dari pengalaman yang akan ditawarkan. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan e-business perusahaan.

 

Masalah yang berkaitan dengan me-review kembali model bisnis dan revenue baru adalah untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan yang diciptakan melalui disintermediation dan reintermediation dalam sebuah pasar. Semua pilihan taktik akan dibutuhkan untuk mengatur channel conflict yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari proses restruktur. Sebagai contoh adalah penggunaan post-it note di kalangan internal PT. Garuda Indonesia dapat direview baik dari pandangan buy-side maupun sell-side.

 

Strategi pengembangan produk dan pasar yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah dengan market development, dimana channel online disini digunakan untuk melakukan transaksi penjualan ke pasar baru, memperoleh keuntungan dari rendahnya biaya advertising secara internasional tanpa membutuhkan dukungan infrastruktur penjualan dari wilayah pelanggan. Penggunaan internet disini sangat membantu Garuda Indonesia untuk memasuki pasar baru yang diberikan oleh rute mereka dengan alokasi biaya yang lebih efektif.

 

Diferensiasi merupakan tindakan merangkat seperangkat perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dibandingkan penawaran pesaing. Diferensiasi terdiri dari diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personal, diferensiasi saluran dan diferensiasi citra. Diferensiasi produk terdiri dari bentuk, pernik-pernik, kualitas, kehandalan, mudah diperbaiki gaya dan rancangan. Diferensiasi pelayanan meliputi mudah pemesanan, instalasi pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan, dan pelayanan lainnya. Garuda Indonesia menggunakan strategi diferensiasi pelayanan untuk meraih kesuksesannya.  Iklan Garuda Indonesia untuk menggambarkan pelayanan yang menyenangkan dengan “e-travel”.

 

 

Written by : Ryan Arifani T. / 0600619991

BiNus Business School, Young Professional Program – MA 1

E-Business Strategy

December 2, 2008

TAHAP PEMBUATAN WEBSITE DAN MASALAH MANAJEMEN YANG TERKAIT DI DALAMNYA

Filed under: Uncategorized — ryanarifani @ 8:04 pm

 

 

E-Commerce menyajikan sebuah cara yang mudah untuk menjalankan bisnis secara online. E-commerce menyediakan sejumlah kesempatan bagi sebuah bisnis dengan memampukan mereka untuk menjual produk dan layanannya kepada segmen pasar yang luas. Di lain pihak, e-commerce juga memberikan banyak manfaat kepada konsumen dengan memampukan mereka untuk melakukan transaksi belanja secara nyaman dari rumah mereka masing-masing. Saat ini e-commerce telah banyak digunakan oleh berbagai macam bidang bisnis yang ada di dunia. Namun, bagaimanapun juga, ada sejumlah masalah yang menjadi penghalang bagi website e-commerce, yang mencakup masalah dalam bidang teknologi, keamanan, hukum, interaksi manusia dan computer (human computer interface), dan lainnya. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh website e-commerce adalah kemampuan web tersebut untuk mengadakan interaksi yang baik antara pihak pengguna dan komputer (web interface usability).

 

Secara umum, usability didefinisikan sebagai kemudahan yang memungkinkan orang-orang (selaku pihak pengguna) untuk menggunakan tools khusus atau obyek buatan manusia lainnya demi mencapai tujuan tertentu. Yang terpenting adalah, web usability mengacu pada kemampuan sebuah website untuk memberikan instruksi-instruksi yang berguna dan mudah untuk dijalankan, fitur-fitur dan tools yang memungkinkan pengguna untuk menampilkan tugas-tugas yang diinginkan, seperti lokasi produk, layanan informasi, dan lainnya.

 

Dengan adanya peningkatan dalam bidang kompetisi di e-marketplace serta semakin banyaknya perusahaan yang memanfaatkan jasa e-commerce, maka penekanan pada interface usability juga meningkat secara signifikan sejak para konsumen terus menerus mencari cara termudah untuk menampilkan transaksi-transaksi online. Tantangan utama untuk bisnis yang dijalankan secara online adalah bagaimana membuat website se-intuitif mungkin untuk para konsumen, sehingga konsumen dapat menemukan dengan tepat apa yang mereka inginkan dalam waktu yang relatif lebih singkat. Ada banyak bisnis yang dijalankan secara online mengalami kegagalan karena para konsumen yang mengunjungi website mereka tidak mengerti cara menggunakan website tersebut. Oleh karena itu, interface usability memegang peranan yang sangat penting dalam kesuksesan sebuah bisnis online.

 

Sebuah website yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini.

        Functionally correct, dimana sebuah website harus mengandung fungsi-fungsi yang dibutuhkan oleh penggunanya.

         Efisiensi penggunaan, mengacu kepada atribut performa dari website tersebut. Faktor ini dapat digunakan untuk mengukur waktu atau menentukan tindakan apa saja yang dibutuhkan untuk dapat menampilkan fungsionalitas dari website tersebut.

         Mudah dipelajari, mengacu kepada intuisi dari website dan menentukan tingkat kemudahan dalam mempelajari tahap-tahap dalam menampilkan fungsionalitas website.

         Mudah diingat, dimana pengguna website tidak harus mengingat sejumlah instruksi ekstensif untuk dapat menggunakan website tersebut.

         Error tolerant, mengacu kepada kemampuan website untuk dengan mudah mendeteksi dan menanggulangi kesalahan-kesalahan yang terjadi.

         Subjectively pleasing, merupakan penampilan website secara keseluruhan yang mencakup interface layout, grafik, teks, dan komponen-komponen untuk tampilan website lainnya.

 

Ada beberapa pertimbangan dalam merancang dan memelihara sebuah website. Website e-commerce menghadapi sejumlah masalah usability mulai dari masalah navigasi web sampai dengan masalah persepsi pengguna, dan lainnya. Beberapa masalah usability yang umum terjadi diantaranya adalah :

         Masalah navigasi, dimana masalah navigasi ini merupakan masalah yang sangat umum terjadi pada website dan memiliki dampak yang signifikan terhadap faktor usability dari website tersebut. Masalah navigasi ini timbul pada layout navigasi dan fitur-fitur yang tersedia di website. Beberapa alasan umum terjadinya masalah navigasi pada website antara lain adalah penggunaan bahasa yang ambigu, lemahnya penggunaan hypertext, lemahnya interface navigasi dan ketidakmampuan dalam menyediakan instruksi navigasi yang jelas untuk pengguna. Untuk menghindari masalah ini, sebuah website membutuhkan navigasi yang jelas terlihat dan mudah untuk digunakan.

         Masalah persepsi pengguna, merujuk kepada ketidakmampuan website dalam memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menggunakan informasi yang disediakan. Hal ini membutuhkan upaya dari pengguna untuk mengintepretasikan informasi yang disediakan menjadi data yang bermanfaat.

         Masalah daya ingat pengguna, masalah ini berhubungan secara langsung dengan tujuan perancangan usability dan kemudahan untuk diingat. Masalah daya ingat pengguna secara umum timbul karena struktur navigasi web yang sangat kompleks sehingga memaksa pengguna untuk mengingat sejumlah langkah untuk dapat mengakses area-area tertentu dari website tersebut. Beberapa website juga membuat pengguna harus mengingat sejumlah langkah untuk menampilkan tugas tertentu, seperti bagaimana cara menempatkan order melalui website. Masalah ini secara umum dapat diatasi dengan cara membuat web interface yang konsisten, intuitif, serta mudah digunakan.

         Masalah integrasi database, dimana masalah ini timbul akibat ketidakmampuan website dalam me-refresh data secara otomatis dari database serta kurangnya kontrol terhadap website tersebut.

 

Sangatlah penting untuk mengiuti proses pembangunan sebuah website secara sistematis. Tujuan yang paling utama dari perancangan sebuah website adalah untuk memungkinkan para penggunanya dalam memperoleh informasi yang dibutuhkannya melalui website. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk merancang sebuah website dengan berdasarkan pada pertimbangan akan kebutuhan dan harapan pengguna.

         Mempelajari target audience, merupakan langkah pertama yang diperlukan dalam membangun sebuah website. Disini tim development web harus mengidentifikasi dengan jelas dan tepat mengenai target audience dan memahami kebutuhan serta harapan mereka. Sejak website dirancang untuk ditujukan bagi para penggunanya, maka untuk menjadi website yang sukses, website tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan dari target audiencenya.

         Prioritas pada tujuan usability, setelah data-data tentang target audience telah terkumpul maka selanjutnya tim development web harus menganalisis dengan hati-hati data-data tersebut untuk menentukan karakteristik website yang diinginkan. Tim development web juga harus mempertimbangkan setiap batasan-batasan yang ada (baik itu dari pihak eksternal maupun dari pihak internal) dari website yang sedang dibangun tersebut. Analisis ini kemudian akan digunakan untuk menentukan prioritas dari tujuan perancangan usability.

         Merencanakan website, dimana tahap ini meliputi perencanaan struktur website secara keseluruhan dengan berdasarkan pada informasi yang terkumpul dari kedua tahap sebelumnya. Struktur disini meliputi jumlah halaman web, interface antara halaman web dan interface layout website. Strategi tentang bagaimana memenuhi tujuan dari rancangan usability juga akan ditentukan pada tahap ini.

         Membangun website, dimana tahap ini mencakup pembangunan aktual dari website. Tahap ini merupakan tahap terpenting dari keseluruhan proses karena dalam tahap ini akan didiskusikan mengenai keseluruhan website sejak para tim development web telah mendeskripsikan dengan tepat hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk membangun website tersebut.

         Menguji website, dimana setelah website selesai dibangun maka website tersebut harus melalui tahap uji coba terlebih dahulu untuk memastikan performanya. Tahap ini menyediakan satu kesempatan terakhir untuk menguji fungsionalitas website dan untuk menemukan bugs-bugs yang mungkin terdapat di dalam website tersebut, sebelum akhirnya website tersebut dipublikasikan. Dengan berdasarkan pada hasil uji coba, maka keseluruhan proses diatas akan diulang kembali sampai tidak ditemukannya lagi bugs pada website tersebut.

         Launching website, dimana tahap ini menjadi tahap final dari proses pembangunan website. Tahap ini meliputi peluncuran website pada web server, fase ini juga mencakup eksekusi dari kegiatan peluncuran lainnya yang telah direncanakan, seperti submisi website ke search engine, serta kegiatan-kegiatan pemasaran lainnya.

 

Written by : Ryan Arifani T. (0600619991)

BiNus Business School – MM Young Professional (MA 1)

E-Business Strategy

November 22, 2008

PENERAPAN E-BUSINESS DAN E-COMMERCE PADA GARUDA INDONESIA

Filed under: Uncategorized — ryanarifani @ 5:55 pm

 

Pada tahun 1997, krisis keuangan di Asia telah memberi dampak yang cukup signifikan bagi perusahaan penerbangan, termasuk Garuda Indonesia. Dalam sebuah bisnis yang memiliki karakteristik margin yang sempit, penurunan tajam dalam hal jumlah penumpang menimbulkan kesulitan bagi Garuda Indonesia dalam segi keuangan dan operasional.

Pada tahun 1998, sebuah tim manajemen baru Garuda Indonesia mengimplementasikan sebuah restruktur perusahaan secara radikal, dan pada tahun-tahun berikutnya Garuda Indonesia memfokuskan diri pada strategi untuk meningkatkan jasa pelayanannya, meningkatkan revenue dan menambah rute penerbangan, mengatur biaya secara lebih efektif, mengatur proses bisnis perusahaan secara lebih efektif, serta meningkatkan kegiatan operasinya.

 

KEBUTUHAN UNTUK MENGGANTI SISTEM LAMA

            Environment Garuda Indonesia terdiri dari sejumlah besar aplikasi dari berbagai vendor, dengan software yang dijalankan pada beberapa platform. Integritas dan keamanan data menjadi tujuan dari penerapan teknologi informasi di Garuda Indonesia. Sejak terjadinya penurunan integritas antar sistem-sistem software, data menjadi tidak dapat mengalir dengan baik diantara beragam fungsi bisnis. Hal ini menunjukkan adanya penurunan efisiensi dalam kontrol manajemen yang terdapat di Garuda Indonesia.

            Untuk menghasilkan sebuah laporan dari kumpulan informasi yang dihasilkan oleh sistem-sistem Garuda Indonesia yang lama, dibutuhkan waktu yang lama serta jumlah tenaga kerja yang besar. Harga menjadi sangat sulit untuk diidentifikasi dan dikontrol. Perusahaan tidak dapat memanage informasi bisnis secara memadai, yang membawanya kepada kesalahan-kesalahan yang menjadi penghambat dalam proses pengambilan keputusan. Menurunnya jumlah penumpang dan rendahnya tingkat hasil yang diperoleh menambah bukti akan ketidakmampuan sistem lama yang sedang berjalan untuk menyajikan data-data yang dibutuhkan secara real-time dan akurat untuk mendukung efisiensi manajemen.

            Baik proses bisnis Garuda Indonesia maupun sistem teknologi informasinya seharusnya dapat menyediakan support berkualitas yang dibutuhkan oleh pihak perusahaan. Perusahaan membutuhkan sistem yang terintegrasi dan transparansi data yang lebih baik, mencakup segi konsistensi, real-time, dan pengamanan data yang dapat dikendalikan dengan lebih mudah.

 

PEMANFAATAN mySAP AEROSPACE & DEFENSE UNTUK MENCAPAI TUJUAN BISNIS

            Tim manajemen Garuda Indonesia yang baru membeli sistem baru kepada Lufthansa Consulting untuk membantu Garuda Indonesia dalam melakukan analisis yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan teknologi informasinya secara lebih hati-hati. Solusi mySAP Aerospace & Defense ini secara sistematis akan dievaluasi untuk menguji fungsionalitasnya, keterbukaannya, dan kemudahan dalam penggunaannya.

Sebagai hasil, tim pengevaluasi mengidentifikasikan mySAP Aerospace & Defense sebagai sebuah solusi yang paling komprehensif, baik dalam hal kemampuan maupun kemudahan dalam penggunaan. Tim evaluasi melihat potensi besar untuk menghasilkan manajemen kontrol yang lebih baik dengan menggunakan fitur workflow, yang dapat meningkatkan tingkat akses dan penyebaran informasi, serta kemampuan integrasi dari aplikasi-aplikasi yang lebih baik seperti manajemen keuangan, manajemen material, dan manajemen human capital. Pihak Garuda Indonesia sangat terkesan dengan SAP Industry Solution Map, yang mendemonstrasikan pemahaman SAP berkaitan dengan industri pertahanan dan lapisan udara. Garuda Indonesia juga merasa yakin bahwa SAP tidak hanya menjadi solusi, melainkan juga menjadi visi dan komitmen untuk pertumbuhan perusahaan mendatang. mySAP Aerospace & Defense merupakan solusi terbaik untuk menemukan kriteria dan jalur strategi teknologi informasi Garuda Indonesia. Reputasi SAP telah meyakinkan pihak Garuda Indonesia akan profesionalisme perusahaan dan kemampuan untuk memberikan support jangka panjang bagi Garuda Indonesia.

Proyek ini tidak hanya membutuhkan implementasi dari solusi mySAP.com, tetapi juga me-reengineering proses bisnis Garuda Indonesia. Pihak Garuda Indonesia ingin me-restruktur ulang sistem operasinya dengan menggunakan pendekatan bottom-up dan pengaruh dari platform e-business mySAP.com untuk membawanya kepada pengimplementasikan bisnis yang lebih baik dalam bidang industri pertahanan dan lapisan udara.

 

TRANSISI DAN KEUNTUNGAN

            Transisi kepada solusi baru dilakukan secara bertahap. Bagi Garuda Indonesia, keuntungan dari pengimplementasian solusi SAP ini sangatlah beragam. Aplikasi yang bersifat user-friendly dan tingkat integrasi yang tinggi dapat meminimalkan biaya-biaya yang tercakup di dalam konsolidasi dan rekonsolidasi keuangan. Dengan penerapan mySAP Aerospace & Defense, laporan keuangan dapat dihasilkan dengan lebih cepat dan lebih akurat. Dengan menggunakan fitur SAP workflow, yang membuat proses bisnis menjadi lebih visible dan mudah diakses, Garuda Indonesia dapat melakukan kontrol terhadap kegiatan operasionalnya secara lebih ketat. Sebagai hasilnya, perusahaan memperoleh 89% performa on-time dan meningkatnya faktor muatan penumpang sampai dengan 68%. Dan untuk pertama kalinya sejak tahun 1992, dinas penerbangan ini mendapatkan profit sebesar 409.5 milyar rupiah pada tahun 1999. proses organisasional yang lebih efisien ini juga membantu untuk meningkatkan sumber daya, sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari kesempatan-kesempatan yang ada.

            Sistem baru ini memungkinkan Garuda Indonesia untuk memperoleh semua tujuan originalnya. Dengan menggunakan sistem informasi penjualan yang dimilikinya, manager level atas Garuda Indonesia sekarang dapat mengakses semua informasi yang mereka butuhkan untuk menganalisis perubahan pasar dan trend pasar secara real-time. Kualitas dan konsistensi data juga meningkat, sehingga informasi yang tersedia menjadi lebih bermanfaat bagi para manager. Garuda Indonesia juga berhasil mencapai tujuannya untuk menjadi lebih cost-effective pada area-area tertentu.

 

FONDASI E-COMMERCE       

            Sekarang perusahaan telah kembali dengan dasar keuangan yang solid. mySAP.com telah membantu pihak Garuda Indonesia untuk memfasilitasi audit IPO mereka dengan memberikan sistem yang lebih transparan. Hal ini sangat penting bagi Garuda Indonesia dalam mencapai tujuannya untuk mengadakan privatisasi pada tahun 2003.

            Dalam upayanya untuk kelangsungan e-business Garuda Indonesia di masa depan, pihak perusahaan menyadari bahwa e-commerce dapat menjadi salah satu faktor untuk mengendalikan ekonomi, dan perusahaan tanpa sebuah platform e-commerce tidak akan dapat berkompetisi secara global. Solusi mySAP.com telah membantu Garuda Indonesia untuk membangun dasar e-commerce. Akhirnya Garuda Indonesia memutuskan untuk memperkenalkan sebuah program bernama e-ticketing pada website mereka, yang mencakup kemampuan e-commerce baik itu jenis Business to Business (B2B) maupun Business to Consumer (B2C).

 

SISTEM E-COMMERCE GARUDA INDONESIA

            Dalam pelaksanaan aktivitas sehari-harinya, Garuda Indonesia juga menggunakan internet yang ditampilkan dalam website khusus dalam hal e-ticketing. Setiap orang yang akan menggunakan jasa Garuda Indonesia tidak hanya dapat memesan tiket secara konvensional, tetapi juga bisa secara online melalui internet. Selain itu, fungsi internet disini adalah untuk memperkenalkan Garuda Indonesia kepada masyarakat itu sendiri, sejarah Garuda Indonesia, serta jasa-jasa yang dilayani. Dari sini dapat dilihat bahwa Garuda Indonesia memanfaatkan e-commerce untuk menjalankan aktivitas bisnisnya. Bentuk penerapan e-commerce Garuda Indonesia ini adalah dengan menyediakan pusat layanan call centre selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, reservasi online, serta e-auction.

            Secara umum e-travel adalah penggunaan fasilitas e-commerce untuk mengubah kebiasaan para pelanggan dalam industri travel sesuai dengan pengertian e-travel di internet. Garuda Indonesia menyediakan layanan e-commerce dalam bentuk : e-booking, e-payment, e-ticket, advance check in, schedule info, e-voucher, dan promo. Easy booking adalah proses reservasi dan transaksi penerbangan yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan menghubungi Garuda Indonesia Call Centre. E-payment adalah pembayaran tiket secara lebih mudah dan cepat melalui beragam fasilitas online payment, termasuk kartu kredit, ATM, phone banking, mobile banking, dan internet banking. Setelah mendapat konfirmasi pembukuan dari call centre, calon penumpang akan mendapatkan kode booking dan 13 digit kode pembayaran. Untuk pembayaran melalui kartu kredit, calon penumpang hanya cukup memasukkan 16 digit nomor kartu kredit dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh mesin transakski pada Garuda Indonesia Call Centre selama 24 jam. Calon penumpang juga dapat membayar melalui ATM dan fasilitas perbankan lainnya.

            Fasilitas e-ticketing merupakan tiket elektronik atau tiket tanpa kertas untuk semua penerbangan tujuan domestik dan Singapura dengan keberangkatan dari Jakarta. E-ticketing ini diyakini dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik itu pihak maskapai penerbangan maupun pihak konsumen.

 

Garuda Indonesia mempersiapkan dirinya untuk menjadi market leader domestic dan berharap agar dirinya siap untuk menghadapi kompetisi secara internasional. Selain itu, visi Garuda Indonesia sendiri saat ini adalah menjadi market leader dalam bidang e-travel dengan terlebih dahulu menjadi pioneer dalam penerapan teknologi ini di dalam sistem mereka. Dengan adanya fondasi yang kokoh, Garuda Indonesia telah menjadi salah satu kebanggaan bagi Indonesia.

 

 

Written by : Ryan Arifani T. / 0600619991

BiNus Business School, Young Professional Program – MA 1

E-Business Strategy

 

Create a free website or blog at WordPress.com.